Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali memberikan perhatiannya kepada anak yatim kurang mampu. Kali ini perhatian tersebut diberikan kepada Fauzan (12), anak yatim tangguh penjual kerupuk keliling di Kota Makassar
Yudi, salah satu relawan Rumah Yatim Sulsel mengatakan jika Rumah Yatim memberikan perhatian dalam bentuk bantuan biaya hidup berupa uang tunai sebesar Rp. 25.500.000; . Bantuan tersebut diberikan di rumah kontrakan Fauzan, Jl. Inspeksi Kanal, Karampuang, Panakkukang, Kota Makassar.
"Alhamdulillah bantuan biaya hidup amanah dari para donatur sudah diberikan kepada Fauzan. Insya Allah bantuan ini akan digunakan untuk mengembangkan usaha jualan kerupuk Fauzan, membayar kontrakan yang sudah menunggak 2 bulan, membeli kebutuhan hidup sehari-hari dan sisanya akan ditabung Fauzan untuk kebutuhan lainnya," tutur Yudi.
Lebih lanjut, Yudi mengatakan jika Fauzan terlibat sangat senang dan terharu ketika menerima bantuan ini. Tidak lupa ia pun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua donatur yang telah memberikan bantuan ini melalui perantara Rumah Yatim.
"Kata Fauzan, dengan menggunakan bantuan ini dia akan jualan kerupuk di rumah dan neneknya yang akan menjaganya. Sementara Fauzan tetap jualan keliling. Fauzan berharap dengan cara ini ia bisa mencukupi semua kebutuhan sehari-hari dan bayar kontrakan," tuturnya.
Diusia yang masih sangat muda, Fauzan harus merasakan pahit getirnya kehidupan. Sejak nenek (orang baik yang mau merawatnya) sakit-sakitan, Fauzan harus bekerja keras mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia pun terpaksa putus sekolah karena kondisi tersebut.
"Sejak ditinggal meninggal ayah dan diterlantarkan ibunya, Fauzan diasuh oleh seorang nenek baik hati. Nenek itu sehari-hari nya bekerja sebagai pencari rongsokan, ketika nenek masih sehat, Fauzan bisa sekolah, namun sejak neneknya sakit, terpaksa Fauzan putus sekolah dan harus bekerja demi membeli sesuap nasi dan bayar kontrakan," terang Yudi.
Lelah, lapar dan ngantuk sering dirasakan Fauzan ketika jualan. Namun ia selalu menyemangati dirinya untuk terus jualan. Kata Fauzan, kalo tidak jualan, ia tidak bisa membeli beras dan bayar kontrakan. Sebenarnya dia ingin sekolah, namun kondisi yang membuatnya terpaksa berhenti sekolah.
Demi kerupuknya bisa laku banyak, Fauzan rela jalan kaki sejauh 8 KM. Jika sedang beruntung ia bisa mendapat keuntungan sampai 30 ribu, namun jika sedang sepi pembeli biasanya ia mendapat untung 5 ribu saja.
"Kerupuk yang dijual Fauzan merupakan milik orang lain. Ia hanya menjualkannya dan mendapat keuntungan seribu perbungkusnya," ucap Yudi.
Yudi melanjutkan jika Fauzan sangat layak dibantu dan layak menerima bantuan ini. Ia berharap bantuan ini bisa mengembangkan usaha Fauzan, membantu memenuhi kebutuhan hidup Fauzan dan neneknya, serta bisa menyelamatkan Fauzan dari putus sekolah.
"Terima kasih kepada seluruh donatur yang telah membantu Fauzan melalui Rumah Yatim, semoga apa yang diberikan bisa menjadi berkah, kebaikan dan ladang pahala aamiin," tutup Yudi.
Author
Sinta Guslia