Tangguh, mungkin pantas disematkan bagi sosok Nur (12), warga Desa Gembongdadi, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal.

Di usianya yang masih sangat belia, Nur tak hanya harus melanjutkan pendidikan, tapi juga hatus mengurus dan menghidupi kakeknya yang penyandang tunawicara dan sudah sakit-sakitan.

Diketahui ibu Nur meninggal dunia dua tahun lalu karena sakit, sementara sang ayah meninggal ketika Nur masih berusia 7 tahun akibat kecelakaan kerja. Sejak sudah yatim piatu, Nur dirawat oleh kakeknya, sebelum sakit-sakitan sang kakek bekerja sebagai buruh tani.

"Dulu kakek kerja di sawah, tapi sekarang udah ngga kerja karena dilarang sama aku. Aku kasihan sama kakek karena udah sakit-sakitan, jadi aku aja yang gantiin kerja setiap pulang sekolah," ujar Nur.

Lebih lanjut, Nur mengatakan jika dirinya bekerja sebagai pencari rongsokan. Setiap hari ia rela jalan kaki 10 KM supaya bisa mengumpulkan banyak barang bekas.

"Dalam sehari paling aku dapat 5 sampai 6 ribu kak, nanti uangnya aku kumpulkan buat beli beras sama kebutuhan sehari-hari. Meskipun belum cukup, tapi aku sama kakek bersyukur karena masih bisa makan walaupun nasi aja," tuturnya.

Mengetahui kondisi tersebut, Rumah Yatim berikhtiar membantu Nur dengan melakukan aksi penggalangan dana secara daring di platform donasionline.id . Alhamdulillah banyak orang baik yang membantu Nur dengan menyisihkan rezekinya.

Pada awal Juli kemarin, Rumah Yatim telah menyalurkan bantuan tahap pertama untuk Nur. Bantuan yang diberikan berupa uang tunai, sembako, bingkisan buah dan perlengkapan mandi mencuci.

"Alhamdulillah Nur sangat bersyukur dan terharu bisa menerima bantuan ini, katanya bantuan ini akan ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya berobat sang kakek dan untuk membeli perlengkapan sekolah," ujar Saefudin kepala cabang Rumah Yatim Jawa Tengah.

Ia berharap bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat dan keberkahan untuk Nur dan kakeknya, serta menjadi ladang pahala, kebaikan dan berkah untuk para donatur yang telah memberikan bantuan ini.