Kemiskinan membuat Damu (77) dan Sumitri (57), pasangan suami istri di Desa Tuwel, Kecamatan Bojong, Kota Tegal, kesulitan untuk membeli beras dan menyekolahkan anaknya.
Kelaparan sudah menjadi teman sehari-hari mereka di masa senjanya. Bahkan mereka sudah lupa dengan rasa kenyang dan nikmatnya makan dengan lauk pauk.
"Penghasilan saya dari tukang ngarit rumput hanya 500 ribu pertahunnya, kalo penghasilan istri dari jualan urap sayur ngga tentu, paling banyak 10 ribu perhari itu pun jarang. Kalo persediaan beras kami habis dan tidak punya uang, terpaksa kami hanya makan sayur yang di rebus, kadang kami makan nasi pemberian dari tetangga," tutur Damu kepada tim Rumah Yatim cabang Jawa Tengah.
Ia pun melanjutkan jika keterbatasan ekonomi yang dialaminya membuatnya kesulitan untuk membeli kebutuhan hidup dan memperbaiki rumah yang hampir roboh.
"Rumah yang kami tinggali udah tua, karunya udah keropos hampir ambruk, atapnya juga udah banyak yang bolong, kalo hujan hampir seisi rumah basah dari cocornya atap," ungkapnya.
Lebih lanjut, Damu mengatakan jika dirinya ingin sekali bisa makan enak dan bisa memperbaiki rumahnya. "Kami jarang sekali makan dengan daging, setiap hari kami pun selalu dilanda ketakutan rumah roboh," ujarnya.
Merespon hal tersebut, Rumah Yatim cabang Jawa Tengah melalui timnya memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai, sembako dan perlengkapan mandi mencuci untuk Damu dan Sumitri.
"Bantuan ini merupakan wujud kepedulian Rumah Yatim dan donatur, mudah-mudahan bantuan ini bisa meringankan beban serta membantu memenuhi kebutuhan hidup kakek Damu dan istrinya selama beberapa bulan kedepan," ujar Saefudin kepala cabang Rumah Yatim Jawa Tengah.
Ia melanjutkan jika Damu begitu terharu dan bahagia ketika menerima bantuan tersebut. Tak lupa Damu pun mengucapkan terima kasih dan mendoakan untuk kebaikan Rumah Yatim donatur.
Author
Sinta Guslia