Bantuan biaya hidup berupa uang tunai, sembako, perlengkapan mandi mencuci, susu formula dan popok bayi sekali pakai diberikan Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan kepada Rara (9), seorang bocah tangguh penjual buah kelapa keliling di Kelurahan Mariso, Kecamatan Mariso, Kota Makassar.
Bantuan tersebut diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup Rara dan adiknya yang didiagnosis menderita gizi buruk.
"Alhamdulillah bantuan biaya hidup amanah dari para donatur sudah diberikan kepada Rara, mudah-mudahan bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat dan berkah untuk Rara dan adiknya, juga bibinya," ujar Yudi, salah satu relawan Rumah Yatim Sulawesi Selatan.
Yudi melanjutkan jika saat bantuan tersebut diberikan, Rara terlihat sangat terkejut. Ia tidak menyangka sebelumnya akan menerima bantuan dengan jumlah yang banyak.
Dengan terbata-bata, anak tangguh ini mengucapkan banyak terima kasih kepada Rumah Yatim dan semua donatur yang telah peduli dan perhatian padanya.
"Kata Rara, dia baru kali ini menerima bantuan dengan jumlah yang banyak dan lengkap. Ia mengaku sangat terkejut, terharu dan bahagia. Tidak lupa dia pun berdoa untuk kebaikan para donatur yang telah memberikan bantuan ini," ujarnya.
Sejak ditinggal merantau kedua orangtuanya, Rara dan adiknya yang masih berusia tiga tahun tinggal bersama bibinya disebuah rumah sederhana. Kedua orang tua Rara tidak pernah mengirimkan uang dikarenakan kondisi ekonomi mereka juga sama-sama sulit. Karena kondisi ini, Rara dan adiknya kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari khususnya makan makanan bergizi.
"Karena jarang sekali mengonsumsi makanan bergizi dan susu, adik Rara didiagnosis gizi buruk. Adik Rara saat ini hanya bisa terbaring lemah di kasur," ujar Adam.
Tidak tega melihat adiknya seperti itu, Rara berusaha mencari nafkah dengan berjualan buah kelapa keliling setiap pulang sekolah. Dengan kondisi kaki kanan yang bengkok dari lahir, Rara berjuang sekuat tenaga menyusuri jalanan sembari menawarkan kelapanya ke orang-orang.
Diketahui, kelapa yang dijual Rara merupakan milik bibinya yang juga jualan kelapa di pasar. Ketika Rara jualan, bibinya bertugas menjaga adik Rara, sementara ketika bibinya jualan, Rara lah yang bertugas menjaga adiknya.
"Rara dan bibinya setiap hari bergantian antara jualan kelapa dan menjaga adik Rara. Adapun keuntungan yang diambil Rara dan bibinya hanya seribu rupiah perbuahnya, untuk penghasilan yang didapat setiap harinya sangat tidak menentu, tergantung banyak tidaknya kelapa yang terjual," ungkap Yudi.
Karena penghasilan yang didapat sangat tidak menentu dan kecil, Rara dan bibinya selalu kesulitan untuk memenuhi kebutuhan makan dan susu adik Rara.
"Penghasilan yang didapat Rara dan bibinya setiap harinya tidak menentu, kadang 10 ribu, kadang pula hanya 4 ribu. Uang tersebut biasanya dikumpulkan untuk dibelikan beras satu kilo. Untuk susu adik Rara, dikarenakan uangnya sering tidak ada akhirnya hanya bisa diberikan air putih saja," ungkap Yudi.
Menurut Yudi, Rara dan adiknya sangat layak sekali dibantu dan layak menerima bantuan ini. Ia berharap kedepannya banyak orang baik yang membantu mereka melalui Rumah Yatim, agar secepatnya Rumah Yatim bisa kembali menyalurkan bantuan.
"Kami berharap kedepannya bisa terus membantu Rara dan adiknya. Kami ingin Rara dan adiknya tidak lagi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari khususnya mengonsumsi makanan dan minuman bergizi" ujarnya.
Author
Sinta Guslia