Home / Rubrik / Berita

Ainun Bahagia Bisa Kembali Terima Bantuan dari Rumah Yatim Sulsel

gambar-headline
Sulawesi Selatan Post Views: 25

Masih ingat dengan Ainun? Anak yatim berusia 11 tahun yang harus bekerja menjadi buruh pembersih makam dan penjual jalangkote keliling demi bisa terus sekolah 

 

Alhamdulillah semenjak menerima bantuan biaya hidup dari Rumah Yatim, Ainun kini tidak lagi menggunakan tas, sepatu dan seragam dari tempat sampah, melainkan sudah beli yang baru bahkan alat tulisnya juga baru. Tidak hanya itu, Ainun dan Nenek nya pun tidak kelaparan lagi, sebab semua kebutuhan hidupnya sudah dipenuhi oleh Rumah Yatim.

 

Alhamdulillah hal ini tidak terlepas dari peran para pejuang kebaikan yang telah membantu Ainun dengan menyisihkan rezekinya melalui platform penggalangan dana resmi Rumah Yatim di donasionline.id .

 

Kini, setelah memberikan bantuan biaya hidup, Rumah Yatim kembali menghadirkan bantuan untuknya. Bantuan yang diberikan kali ini ialah berupa uang tunai sebesar Rp. 15.500.000; 

"Bantuan ini merupakan bantuan tahap kedua untuk Ainun. Mudah-mudahan bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat, berkah serta bisa membantu memenuhi kebutuhan hidup Ainun dan neneknya," ujar Yudi, salah satu relawan Rumah Yatim cabang cabang Sulawesi Selatan.

 

Yudi mengucapkan banyak terima kasih kepada semua donatur yang telah membantu Ainun melalui Rumah Yatim. Ia berharap bantuan ini bisa menjadi berkah berkah, kebaikan dan ladang pahala untuk para donatur. 

"Alhamdulillah Ainun sangat terharu dan bahagia bisa kembali menerima bantuan dari Rumah Yatim. Kata dia, baru kali ini dia memegang uang sebanyak itu. Insya Allah bantuan ini akan dia gunakan untuk biaya sekolah dan memenuhi kebutuhan sehari-hari," tutur Yudi.

 

Sungguh pilu nasib yang harus dialami Ainun (11), warga Jalan Makkio Baji 1 No.42, Tidung, Rappocini, Kota Makassar.

Sejak masih dalam kandungan, Ainun sudah menjadi yatim. Tidak lama dari itu ia pun ditinggal pergi ibunya yang memilih menikah lagi dan tidak mau mengurusnya.

 

Sejak saat itu, Ainun bayi dirawat oleh neneknya yang bekerja sebagai tukang bersih-bersih makam dengan upah 5 ribu perhari. Karena keterbatasan ekonomi, sang nenek terpaksa jarang sekali memberikan Ainun susu formula, sebagai gantinya, Ainun hanya diberi air beras saja.

Seiring berjalannya waktu, Ainun tumbuh jadi anak yang periang dan tangguh, meski dirinya hidup dalam kondisi ekonomi yang sangat terbatas, namun ia tidak pernah mau berhenti sekolah.

 

Dengan menggunakan tas, sepatu dan seragam pemberian dari tukang sampah, Ainun berangkat dengan penuh semangat ke sekolah. Ia tidak pernah jajan di sekolahnya, jangankan untuk jajan, untuk makan saja ia sulit dan sudah terbiasa dengan makanan yang diambil dari tempat sampah.

Tidak ingin terus terpuruk dalam kehidupannya, Ainun berupaya memperbaiki perekonomian dengan bekerja setiap pulang sekolah. 

 

Setiap pulang sekolah ia bekerja membersihkan makan bersama neneknya dengan upah 5 ribu, setelah itu ia melanjutkan pekerjaannya dengan menjual jalangkote keliling milik orang lain dengan upah 5 sampai 10 ribu. Penghasilan yang didapat Ainun digunakan untuk makan dan ditabung buat beli perlengkapan sekolah, sementara penghasilan nenek ditabung buat bayar listrik.

 

#pejuangkebaikan, mari bersama kita lanjutkan aksi kebaikan ini, agar semakin banyak lagi Ainun Ainun lain yang merasakan manfaatnya. Salurkan donasi terbaikmu melalui rumah-yatim.org, silakan klik tombol donasi.

 


Author

img-author

Sinta Guslia

1 tahun yang lalu