Kehidupan Farhan (11) berubah drastis sejak diterlantarakan ayahnya tiga tahun lalu. Ia yang awalnya hidup berkecukupan kini harus berjuang keras supaya bisa membantu kakaknya mencari nafkah.
Setiap seminggu tiga kali, anak tangguh ini bekerja sebagai marbot di masjid dengan upah 10 ribu setiap kali bekerja. Upah ini ditabung Farhan untuk membeli perlengkapan sekolah.
"Sejak ayah pergi, aku tinggal berdua dengan kakak. Kakak terpaksa putus sekolah dan kerja jadi kuli bangunan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Biar ga memberatkan kakak, aku berinisiatif kerja ngebersihin tempat wudhu di masjid setiap seminggu tiga kali. Nanti upah yang aku dapat aku tabung untuk membeli perlengkapan sekolah," terang Farhan.
Lebih lanjut, Farhan bercerita jika penghasilan yang didapat kakanya dari kuli bangunan tidak menentu. Jika sedang ada pekerjaan, kakanya akan mendapat penghasilan 20 ribu, tapi jika tidak ada panggilan kerja, terpaksa kakanya diam di rumah dan terpaksa menggunakan tabungan Farhan untuk makan.
"Uang tabungan aku sering kepake buat makan atau bayar listrik jadi aku suka ga punya uang buat beli alat tulis kalo habis, tapi aku gapapa, dari pada aku sama kakak ga makan," ujarnya.
Farhan pun meneruskan jika diri dan kakanya pernah juga tidak makan dan hanya bisa minum air keran untuk mengganjal perut. "Kalo tabungan aku udah habis terus kakak belum dapet kerjaan, terpaksa aku sama kakak minum air keran soalnya kami ga punya beras atau uang buat makan," terangnya.
Diketahui, enam tahun lalu Ibu Farhan meninggal dunia karena sakit. Sejak saat itu Farhan dan kakaknya dirawat oleh ayah mereka. Namun selang tiga tahun dari itu, sang ayah pergi dengan alasan mencari pekerjaan dan tidak kembali sampai saat ini.
"Dapet kabar dari orang katanya ayah nikah lagi, aku sama kakak ga bisa nemuin ayah soalnya gatau alamatnya. Aku sering nangis kalo lagi kangen sama ibu dan ayah," ucap Farhan.
Sebagai bentuk kepedulian dan perhatiannya, Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan menyambangi kediaman Farhan di BTP Blok AE No. 423, kelurahan Paccerakkang, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar, untuk memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai.
Bantuan ini diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup Farhan dan kakaknya.
"Alhamdulillah Farhan sangat senang ketika menerima bantuan ini. Tidak lupa ia pun mengucapkan banyak terima kasih kepada para donatur Rumah Yatim yang telah membantunya," ujar Adam, salah satu relawan Rumah Yatim Sulawesi Selatan.
Adam berharap, bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat dan berkah untuk Farhan juga kakaknya, serta menjadi ladang pahala, kebaikan dan berkah untuk para donatur Rumah Yatim.
#pejuangkebaikan, mari lanjutkan aksi kebaikan ini, agar semakin banyak lagi anak yatim, piatu dan dhuafa yang merasakan manfaatnya. Salurkan donasi terbaikmu melalui rumah-yatim.org, silakan klik tombol donasi.
Author
Sinta Guslia