Home / Rubrik / Berita

Ketangguhan Rido, Anak Yatim Piatu yang Rela Jadi Kuli Panggul di Sawah Demi Bisa Terus Sekolah

gambar-headline
Jabodetabek Post Views: 33

Tangguh, mungkin pantas disematkan kepada Rido (15), anak yatim piatu di Kampung Pamatang Sempur, Desa Cikeusik, Kecamatanta Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten.

 

Demi bisa menyambung hidup dan mempertahankan pendidikanya, Rido rela kerja jadi kuli panggul di sawah setiap pulang sekolah. Penghasilan yang didapat Rido setiap harinya sangat tidak menentu, meskipun begitu ia tetap bersyukur karena bisa membantu neneknya memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa harus berpangku tangan pada belas kasihan orang lain.

 

Kepada tim relawan Rumah Yatim Jabodetabek, Rido bercerita jika ayahnya sudah meninggal sejak Rido masih dalam kandungan, sementara sang ibu meninggal ketika Rido masih berusia 4 tahun. Setelah ibunya meninggal, Rido dirawat oleh neneknya yang seorang buruh tani.

 

"Dari lahir aku belum pernah merasakan kasih sayang ayah, aku suka iri sama anak-anak lain yang disayangi dan di manja oleh ayah dan ibunya. Kalo lagi kangen ayah ibu, biasanya aku berdoa semoga di akhirat nanti dipertemukan dengan mereka," ujar Rido.

 

Rido melanjutkan jika saat ini dirinya duduk di bangku kelas 3 menengah pertama, beberapa bulan lagi ia lulus dan akan melanjutkan ke SMA. Namun, Rido dilanda kesedihan karena belum punya uang untuk membeli seragam dan perlengkapan sekolah lainnya.

 

"Jangankan untuk seragam kak, untuk makan saja pas-pasan. Tapi demi bisa terus sekolah, aku gapapa pake seragam bekas SMP ini, untuk bawahannya mau diusahakan. Aku gamau berhenti sekolah, aku mau jadi anak sukses biar bisa bahagiain nenek dan membanggakan almarhum kedua orang tua," tuturnya.

 

Merespon hal tersebut, Rumah Yatim area Jabodetabek melalui tim relawannya memberikan bantuan pendidikan berupa beasiswa untuk Rido. Beasiswa ini diberikan untuk mendukung semangat Rido dalam mempertahankan pendidikan dan mengejar cita-citanya.

 

"Alhamdulillah Rido sangat senang dan terharu ketika menerima bantuan ini. Berkali-kali ia mengucapkan banyak terima kasih kepada Rumah Yatim dan para donatur yang telah peduli dan membantunya. Ia berjanji akan menggunakan bantuan ini sebaik mungkin dan akan lebih semangat lagi belajarnya," papar Ali.

 

Kepada tim relawan Rumah Yatim, Rido mengatakan akan menggunakan beasiswa ini untuk membeli seragam dan perlengkapan sekolah lainnya. Sisanya akan ia belikan kebutuhan pokok dan ditabung untuk keperluan sekolah.

 

"Terima kasih Rumah Yatim dan para donatur atas bantuannya, semoga Allah membalas semuanya dengan balasan yang terbaik," tutup Rido.

 

 

 

 

 

 

penoreh karet asal Dusun Empat, Desa Sungai Asam, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar. 

 

 

yang punya kerja sembilan sebagai kuli panggul di sawah,   

Di usia yang masih belia, Lina tak hanya harus melanjutkan pendidikan, tapi juga harus bekerja menoreh karet dan mengurus neneknya yang sakit stroke. 

 

Setiap pagi, usai mengurus neneknya, Lina bersama sang ibu berangkat menoreh karet. Biasanya mereka menoreh karet dari pukul 7-9 pagi, penghasilan yang didapat pun tidak banyak, hanya 18 ribu saja. 

 

Lina bersyukur karena mendapat jadwal sekolah siang, jadi ia bisa bekerja dulu sebelum sekolah. Sepulang sekolah pun ia tidak pernah main dikarenakan harus mengurus nenek dan membantu ibunya di rumah.

 

"Ibu Lina udah dua tahun ini sakit stroke ringan, jadi ngga setiap hari beliau bisa kerja, pekerjaan rumah pun tidak semua bisa dilakukan ibu, jadi aku harus membantu," ucap Lina kepada salah satu tim relawan Rumah Yatim beberapa waktu lalu.

 

Ia pun melanjutkan jika memasuki musim hujan, ia dan ibunya tidak bisa menoreh karet dikarenakan getahnya tidak masuk ke penampungan, keluar dari jalur yang sudah dibuat. "Kalo musim hujan kami sedih karena tidak bisa kerja, makan juga paling sama nasi dicampur kecap," ujarnya.

 

Merespon hal tersebut, Rumah Yatim cabang Kalimantan Barat melalui tim relawannya mendatangi kediaman Lina untuk mengantarkan bantuan biaya hidup berupa uang tunai, sembako, suplemen kesehatan, bumbu dapur dan perlengkapan kebersihan rumah tangga. 

 

"Bantuan ini merupakan wujud kepedulian dan perhatian Rumah Yatim dan para donatur kepada Lina dan keluarganya, mudah-mudahan bantuan ini bisa membantu memenuhi kebutuhan mereka sampai beberapa bulan kedepan," ungkap Abdurrohim kepala cabang Rumah Yatim Kalbar.

 

Lebih lanjut Abdurrohim mengatakan jika Lina, ibu dan neneknya terlihat sangat senang ketika menerima bantuan. Tak hentinya mereka mengucapkan terima kasih kepada Rumah Yatim dan para donatru. Mereka pun tidak lupa mendoakan untuk kebaikan Rumah Yatim dan donatur.

 

Diketahui, 8 tahun lalu Lina ditinggal meninggal ayahnya. Saat ini Lina terus berjuang menoreh karet agar bisa memenuhi kebutuham harian, ia sadar kalo sang ibu tidak bisa membantunya menoreh setiap hari. "Aku pengen bantu ibu, pengen bahagiain ibu, aku gamau ibu kerja sendiri disaat beliau sakit," tutur Lina.

 

 

 

 


Author

img-author

Sinta Guslia

2 tahun yang lalu