Bantuan peduli sesama berupa uang tunai kembali disalurkan Rumah Yatim area Jabodetabek kepada Rasyid, balita yatim penderita penyakit langka (syndrome appert actility, Hidrosefalus & paru-paru) di Harjasari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
Bantuan ini berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id. "Alhamdulillah bantuan peduli sesama tahap kedua untuk Rasyid telah disalurkan. Kali ini bantuan yang diberikan berupa uang tunai sebesar Rp.5.000.000,- . Bantuan ini diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, obatan- obatan serta biaya operasional Rasyid check up rutin ke RSCM setiap hari Senin dan Jumat," papar Hendi, salah satu relawan Rumah Yatim Jabodetabek.
Ia berharap bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat dan berkah untuk Rasyid maupun keluarganya.
"Terima kasih kepada semua donatur yang telah memberikan bantuan untuk Rasyid melalui Rumah Yatim. Semoga apa yang diberikan para donatur bisa menjadi berkah, ladang pahala dan kebaikan," ungkapnya.
Hendi melanjutkan jika bantuan ini diserahkan langsung kepada Rasyid dan ibunya di RS PMI Bogor, didampingi oleh Fandi, salah satu relawan Komunitas Indonesia Responsife Ambulance.
Diketahui, Rasyid terlahir dengan kondisi memiliki penyakit langka yakni syndrome appert actility & paru-paru
Penyakit syndrome appert merupakan kelainan genetik yang tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dinormalkan dengan berbagai macam dan tahap operasi.
Penyakit genetik ini juga ditandai dengan tengkorak tinggi dan dahi menonjol tinggi, mata menonjol yang tampak melotot keluar, memiliki bentuk wajah yang cekung di tengah, memiliki rahang yang tidak berkembang sempurna sehingga pertumbuhan gigi-gigi juga terhambat dan jari kaki atau tangan yang menyatu (sindaktili).
Belum lama ini Rasyid mendapatkan tindakan operasi jari tangan sebelah kanan karena sering mengeluarkan nanah dan bengkak. Rasyid pun sering sekali muntah dan mengeluarkan darah segar oleh karena itu Rasyid harus selalu control agar penyakitnya bisa teratasi dan apabila tidak dilakukan Tindakan kemungkinan pahit pasti akan terjadi yakni kematian.
"Rasyid harus kontrol setiap seminggu dua kali ke RSCM agar kondisinya bisa terus terpantau dokter. Setiap kali kontrol, ibunya harus menjual barang berharga atau meminjam uang ke tetangga untuk biaya operasional selama di rumah sakit," ungkap Hendi.
Lebih lanjut, ia memaparkan jika Rasyid sudah menjadi yatim sejak tahun 2019 lalu. Sejak saat itu, ibunda Rasyid harus banting tulang seorang diri untuk membiayai kebutuhan Rasyid dan kakaknya.
"Ibu Rasyid mencari nafkah dengan menjadi tukang urut anak. Penghasilan yang didapat beliau sangat tidak menentu dan kecil, sebab beliau tidak mematok harga dan pelanggannya tidak ada setiap hari," ungkapnya.
Demi pengobatan Rasyid, sang ibu sudah menjual semua barang berharga seperti kulkas, televisi, bedcover dan bahkan cincin satu-satunya sepeninggalan almarhum sang suami.
Ketika kontrol di RSCM, Rasyid harus mengunjungi banyak poli seperti, poli Nutrisi Gizi, Gastro, Reapirologi, jantung, poli bedah/kulit, Tb paru, THT klaring paring, THT endoskopi, dan rehab medik.
Untuk penyakit paru-paru yang saat ini ia derita Rasyid, ibunya harus selalu menyediakan tabung oksigen karena apabila kumat, Rasyid akan sesak nafas.
"Ketika kami menemui Rasyid di RS PMI Bogor, kondisi Rasyid sedang sakit pilek. Pihak dokter belum bisa menentukan jadwal operasi lanjutan untuk Rasyid sebelum kondisi Rasyid stabil. Insya Allah kalo udah stabil, Rasyid akan melakukan tindakan operasi Hidrosefalus dan pemisahan jari tangan," tuturnya.
#pejuangkebaikan, perjuangan Rasyid untuk bisa sembuh dan tumbuh normal masih panjang. Mari bersama kita bantu balita tangguh ini, karena besar kecilnya bantuan yang diberikan akan sangat berarti untuknya. Salurkan donasi terbaikmu di Rumah Yatim melalui rumah-yatim.org dengan klik tombol donasi.
Author
Sinta Guslia