Sarni (67), lansia sebatang kara di Desa Jatibogor, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal terlihat begitu bahagia ketika menerima bantuan biaya hidup berupa uang tunai, sembako, bingkisan buah dan perlengkapan mandi mencuci dari Rumah Yatim cabang Jawa Tengah.
Menurut Sarni, baru kali ini dirinya menerima bantuan dengan jumlah yang banyak dan lengkap. "Alhamdulillah nenek senang dan bersyukur sekali bisa menerima bantuan ini. Bantuan ini sangat berarti untuk nenek, terima kasih Rumah Yatim dan para donatur atas bantuannya. Semoga Allah membalas semua kebaikan Rumah Yatim dan donatur dengan sebaik-baiknya balasan," tutur Sarni.
Diusia senjanya, Sarni harus bekerja keras sendiri supaya bisa menyambung hidup. Setiap hari, lansia ini harus berjalan kaki sejauh 5 KM untuk mencari ladang jagung yang bekas dipanen. Nantinya, ia akan memulung sisa-sisa jagung yang tertinggal atau terbuang ketika dipanen untuk dikeringkan lalu dijual ke warga sekitar.
Penghasilan Sarni dari menjual jagung hasil memungutnya tidak banyak, yakni hanya 5 ribu rupiah saja, jika dihari itu jualannya tidak laku, terpaksa Sarni tidak makan atau makan dari olahan jagung yang tak terjual.
Tidak hanya kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, Sarni pun kesulitan untuk memperbaiki gubuknya. Sudah lama sekali ia tinggal di sebuah gubuk yang hampir ambruk. Setiap hujan besar tiba, hampir seisi gubuk Sarni basah dikarenakan bocor dari atap.
"Nek Sarni sangat layak dibantu dan layak menerima bantuan ini. Mudah-mudahan bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat dan berkah untuk beliau, serta menjadi ladang pahala, kebaikan dan berkah untuk para donatur Rumah sakit. Semoga kedepannya Rumah Yatim bisa kembali bersilaturahmi dan membantu nek Sarni," tutup Saefudin, kepala cabang Rumah Yatim Jawa Tengah.
#pejuangkebaikan, di berbagai wilayah di Indonesia, masih banyak lagi lansia prasejahtera yang hidup sebatang kara. Mereka sangat membutuhkan uluran tangan dari kita semua. Untuk itu, mari bersama kita bantu mereka, salurkan sedekah, zakat dan infak terbaikmu di Rumah Yatim.
Author
Sinta Guslia