Home / Rubrik / Berita

Hidup Sebatang Kara, Samina Lansia Asal Empoang Jeneponto Bertahan Hidup dengan Upah 5 Ribu

gambar-headline
Sulawesi Selatan Post Views: 27

Hidup sebatang kara ditengah keterbatasan fisik dan ekonomi harus dijalani Samina (78), warga Kelurahan Empoang Kota, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Sudah bertahun-tahun tepatnya setelah suami dan anaknya meninggal, ia tinggal seorang diri disebuah rumah kecil milik orang lain. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, lansia ini bekerja sebagai penjual rempah keliling di pasar. 

 

Diketahui, rempah tersebut diambil Samina dari salah satu pedagang di pasar. Nantinya ia akan diupah 5 ribu perharinya, jika rempahnya laku banyak, Samina akan diupah 15 ribu.

 

Kepada relawan Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan, Samina bercerita jika dirinya bekerja keras setiap hari demi bisa membeli sesuap nasi dan mukena serta sajadah untuk sholat. Meski penghasilan yang didapatnya kecil dan tidak cukup untuk membeli beras, namun ia tidak pernah mau menyerah dalam mewujudkan keinginannya bisa bertahan hidup dan membeli mukena serta sajadah baru.

"Mukena dan sajadah nenek sudah sangat lama, udah jelek, udah lapuk. Nenek pengen punya mukena dan sajadah baru, nenek juga pengen makan tiap hari biar bisa banyakin ibadah," ungkapnya.

 

Lebih lanjut, Samina bercerita jika suaminya meninggal dunia beberapa tahun lalu karena kelaparan, sementara anaknya meninggal dunia karena gizi buruk. "Suami dan anak nenek meninggal karena kurang makan, nenek takut ini terjadi kepada nenek, supaya nenek punya bekal sebelum meninggal nanti, nenek harus banyakin ibadah, nenek juga harus berjuang terus biar bisa bertahan hidup," ungkapnya penuh haru.

 

Hidup sebatang kara membuat Samina selalu dilanda rasa kesepian. Setiap kali sakit, ia hanya bisa menahan lapar karena tidak ada makanan yang bisa dimakan. "Kalo lagi sakit atau sehat, nenek selalu berdoa kepada Allah agar diberikan kemampuan untuk menjalani takdir ini. Nenek berharap sebelum meninggal, nenek punya banyak bekal, tidak papa nenek menderita di dunia, asal tidak di akhirat," tuturnya.

 

Merespon hal tersebut, Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan melalui tim relawannya memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai, sembako dan perlengkapan mandi mencuci untuk Samina.

Bantuan tersebut diterima Samina dengan penuh haru bahagia. "Alhamdulillah terima kasih Rumah Yatim dan donatur atas kepedulian dan perhatiannya kepada nenek. Nenek baru kali ini nerima bantuan sebanyak ini. Insya Allah bantuan ini akan nenek gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan membeli mukena serta sajadah, sekali lagi terima kasih Rumah Yatim dan para donatur yang telah mewujudkan keinginan besar nenek punya banyak beras dan bisa beli mukena serta sajadah baru," papar Samina.

 

Lebih lanjut Samina mengatakan, hanya doa yang bisa ia lakukan untuk membalas semua kebaikan Rumah Yatim dan para donatur.

"Semoga Rumah Yatim semakin sukses, para donaturnya diberikan kesehatan, rezeki yang berlimpah dan berkah, serta dimudahkan semua urusannya oleh Allah. Semoga bantuan ini bisa menjadi berkah dan ladang pahala untuk tim Rumah Yatim dan para donatur, " harapnya.


Author

img-author

Sinta Guslia

1 tahun yang lalu