Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan memberikan bantuan biaya hidup berupa sembako, uang tunai, perlengkapan mandi mencuci dan bingkisan buah kepada Raihan (12) dan Naurah (5), kakak beradik penjual sapu lidi di Desa Paccilekkang, kecamatan Pattalassang Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Bantuan tersebut diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka selama beberapa bulan kedepan.
"Alhamdulillah bantuan biaya hidup, amanah dari para donatur sudah diberikan kepada Raihan dan adiknya. Mudah-mudahan bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat, berkah dan kebahagian untuk Raihan, adiknya juga kakekknya," ujar Yudi, salah satu relawan Rumah Yatim Sulawesi Selatan.
Sejak ditinggal merantau ibu, ayah dan kedua kakaknya dua tahun lalu, Raihan dan adiknya Naura tinggal bersama sang kakek di rumah kecil berukuran 3 x 6 meter. Rumah tersebut hanya beratapkan seng tua, beralaskan tanah, berdinding kayu, tidak ada sarana MCK dan tempat tidur. Jika hujan tiba bocor dimana-mana yang menyebabkan seisi rumah basah.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kakek Raihan bekerja sebagai buruh tani, penghasilannya berupa beras jika waktu panen tiba. Tak ingin menyusahkan sang kakek, Raihan berinisitif membantu dengan berjualan sapu lidi keliling milik orang lain.
Setiap hari, sembari membawa adiknya, Raihan keliling membawa 10 buah sapu lidi yang dihargai 5 ribu rupiah. Jika jualannya laku semua, Raihan akan diupah 5000, namun jika tidak laku, ia dan adiknya hanya diupah makan saja.
"Raihan jualan sapu lidinya setelah pulang sekolah, ia terpaksa membawa adiknya dikarenakan di rumah tidak ada yang menjaganya, kakeknya masih di sawah dan selalu pulang sore," ujar Yudi.
Lebih lanjut, Yudi mengatakan jika dua tahun lalu Ibu, ayah dan kakak Raihan pergi merantau ke negeri sebrang, terakhir berkomunikasi dengan Raihan setahun lalu, selama merantau orang tua mereka tidak pernah mengirimkan uang, sehingga Raihan dan adiknya seringkali kesulitan untuk membeli kebutuhan.
"Raihan di sekolahnya banyak tunggakan mulai dari SPP sampai bayar buku, dia sering mendapat teguran dari sekolah, tapi Raihan hanya diam, dia sudah pasrah jika harus diberhentikan oleh pihak sekolah," terangnya.
Raihan dan adiknya memang sangat layak sekali dibantu dan menerima bantuan ini. Mudah-mudahan kedepannya Rumah Yatim bisa kembali membantu mereka. Terima kasih kepada semua donatur yang telah membantu Raihan melalui Rumah Yatim, semoga bantuan ini bisa menjadi berkah, kebaikan dan ladang pahala untuk para donatur.
Author
Sinta Guslia