Diusianya yang yang sudah sangat renta, kakek Pela (72), warga Jalan Poros Majene, Desa Malunda, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, masih harus banting tulang demi bisa bertahan hidup.
Setiap hari, tubuh ringkih kakek dipaksa berjalan kaki sejauh 5 KM untuk menjajakan sapu lidi buatannya. Panas, lapar dan lelah sudah menjadi teman setia kakek dimasa tuanya.
Kepada relawan Rumah Yatim, kakek Pela bercerita jika sapu lidi yang dijualnya sangat sepi pembeli. Padahal harga sapu lidi yang dijualnya tidak mahal, hanya 2 ribu rupiah saja.
"Setiap hari mbah bikin 3 buah sapu lidi seharga 2 ribu perbuahnya. Untuk bahannya kakek pungut dari daun kelapa yang jatuh. Tapi sapu lidi kakek tida setiap hari laku, kalo lagi laku kakrk bisa makan, tapi kalo tidak terpaksa kakek tidak makan," tuturnya.
Ia pun melanjutkan jika dirinya sering sekali kelaparan karena tidak memiliki makanan ataupun uang. Untuk mengganjal perut kosongnya, mbah hanya bisa minum air putih saja.
"Kakek cuman hidup sendiri, kalo sedih karena tidak bisa makan atau jualan tidak laku, kakek cuman bisa mengadu ke Allah. Kakek pengen sekali punya uang biar bisa makan tiap hari dan rutin sedekah. Kakek malu, diusia mbah yang udah sepuh ini jarang sekali sedekah," tuturnya.
Selain kesulitan memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, kakek Pela pun tinggal disebuah gubuk bilik bambu lapuk yang sudah tidak layak huni. Di gubuk tidak ada barang berharga, hanya ada kain kumal yang dijadikannya sebagai tirai, selimut dan alas tidur.
Mengetahui kondisi tersebut, Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan melalui tim relawannya memberikan bantuan biaya hidup uang tunai untuk kakek Pela.
Bantuan tersebut diberikan untuk meringankan beban dan membantu memenuhi kebutuhan hidup kakek selama beberapa bulan kedepan.
"Alhamdulillah ya Allah, doa kakek selama ini dikabulkan melalui perantara Rumah Yatim dan donatur. Kakek baru kali ini nerima bantuan sebanyak ini, kakek sangat senang dan bersyukur," ucap kakek Pela.
Tidak lupa, kakek Pela pun mengucapkan banyak terima kasih kepada Rumah Yatim dan para donatur yang telah memberikan bantuan ini.
"Alhamdulillah dengan adanya bantuan ini kakek bisa makan tiap hari, kakek juga bisa sedekah. Terima kasih Rumah Yatim dan donatur, semoga semua kebaikan ini dibalas oleh Allah," ungkapnya.
Author
Sinta Guslia