Sungguh malang nasib anak yatim berusia 12 tahun ini. Ia ditinggalkan almarhum ayah tercintanya saat masih kecil dan diterlantarkan ibunya.
Namanya Nafisah, siswa kelas 6 SD di Desa Jatibogor, Kecamatan Suradadi. Saat ini, ia tinggal bersama adik dan budenya yang bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan serta pekerjaan yang tidak menentu.
Untuk membantu budenya memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nafisah bersama adiknya bekerja mencari botol bekas dan kardus di lingkungan desanya setiap sekolah.
Botol dan kardus yang mereka kumpulkan, nantinya akan dijual. Biasanya, ia hanya mendapat 10 ribu rupiah dalam satu minggu. Hal itu dilakukannya karena tak ingin merepotkan budenya.
Di usianya yang masih sangat belia, Nafisah dan adiknya harus bekerja keras untuk bertahan hidup bersama budenya yang sudah dianggap sebagai ibu nya sendiri. Kerasnya kehidupan sudah ia rasakan sejak kecil.
Kepala Cabang Rumah Yatim Tegal, Saefudin mengatakan, Nafisah bisa tumbuh menjadi anak yang dewasa dan bertanggung jawab. Harapannya, ia tidak pernah putus sekolah dan bisa terus meraih cita-citanya.
Untuk mendukung hal itu, Rumah Yatim memberikan bantuan biaya hidup berupa bahan pokok, uang tunai, perlengkapan mandi mencuci dan bingkisan buah. Bantuan tersebut diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup Nafisah, adik dan budenya.
"Bantuan ini diserahkan langsung kepada Bude dan adik Nafisah dikarenakan Nafisah masih sekolah. Mudah-mudahan bantuan ini bisa sedikitnya meringankan beban mereka, serta menambah semangat Nafisah dan adiknya agar tidak pernah putus asa," pungkasnya.
#pejuangkebaikan, mari bersama kita terus bantu Nafisah dan anak yatim kurang mampu lainnya. Salurkan donasi terbaikmu di Rumah Yatim.
Author
Sinta Guslia