"Alhamdulillah terima kasih Rumah Yatim dan para donatur atas bantuannya. Bantuan ini sangat berarti dan membantu saya. Semoga Allah membalas semua kebaikan Rumah Yatim dan para donatur," ungkap Sainah (55) buruh pengepak abu gosok di Kertayasa, Tegal.
Sainah merupakan seorang janda yang saat ini tinggal bersama anaknya yang seorang penyandang tunawicara dan ibunya yang sudah sepuh dan sakit-sakitan.
Setiap hari dari pagi sampai sore, ia bersama anaknya mencari nafkah dengan menjadi buruh pengepak abu gosok dengan upah 20 ribu rupiah. Upah tersebut ia gunakan untuk membeli beras dan kebutuhan lainnya.
Ketika bekerja, Sainah dan anaknya harus memakai maker supaya abu gosok yang tengah di pak tidak masuk ke hidung dan membuat sakit.
Meski pekerjaan yang dilakukannya sangat beresiko pada kesehatannya, Sainah tidak pernah mengeluh dikarenakan hanya pekerjaan tersebutlah yang saat ini bisa dilakukannya.
Kepada tim Rumah Yatim cabang Jawa Tengah, Sainah bercerita jika anaknya yang saat ini berusia 22 tahun belum pernah merasakan duduk di bangku sekolah luar biasa dikarenakan terkendala biaya.
Dalam menjalani hari-harinya, Sainah kerap kali dihantui rasa takut jika dirinya meninggal dunia, nanti siapa yang akan merawat sang ibu dan anaknya.
"Alhamdulillah bantuan biaya hidup amanah dari para donatur berupa uang tunai dan sembako sudah diberikan kepada bu Sainah. Mudah-mudahan bantuan ini bisa meringankan beban bu Sainah, serta menjadi berkah dan manfaat untuk bu sainah sekeluarga," ungkap Susan, salah satu relawan Rumah Yatim Jawa Tengah.
Susan pun mengucapkan banyak terima kasih kepada para donatur yang telah membantu Sainah melalui Rumah Yatim. Ia berharap bantuan ini bisa menjadi berkah, kebaikan dan ladang pahala untuk para donatur.
Author
Sinta Guslia