Home / Rubrik / Berita

Tinggal Sebatang Kara, Lansia Difabel di Jeneponto Sulsel ini Bertahan Hidup dengan Upah 5 Ribu

gambar-headline
Sulawesi Selatan Post Views: 22

Hidup sebatang kara ditengah keterbatasan fisik dan ekonomi harus dijalani Nenek Sunggu (67), lansia penyandang difabel di Kelurahan Empoang Utara, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

 

Sudah bertahun-tahun tepatnya setelah orang tua nek Sunggu meninggal, ia tinggal seorang diri disebuah gubuk kecil yang sudah lapuk termakan usia. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, lansia ini bekerja sebagai penjual kayu bakar.

 

Dengan menggunakan tongkat kayu sederhana, nek Sunggu berjalan perlahan menuju hutan untuk mencari kayu bakar. Nantinya kayu tersebut ia jual seharga 5 ribu per ikatnya.

 

Kepada relawan Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan, nek Sunggu bercerita jika dulu ketika masih balita dirinya menderita polio sehingga membuat kakinya mengecil, lemas dan tidak bisa digunakan berjalan. Untuk melakukan aktivitas sehari-hari, ia hanya bisa menggunakan tongkat kayu sederhana nya. Kondisi ini pun membuat nenek tidak menikah.

 

Lebih lanjut, nek Sunggu mengatakan jika pembeli kayu bakarnya semakin sepi karena kebanyakan dari mereka sudah beralih ke kompor gas. Dalam sehari, paling kayu bakarnya laku satu sampai dua ikat saja, tidak jarang kayu bakarnya tidak laku sama sekali.

“Sekarang nenek tinggal sendiri, jualan kayu bakar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tapi sudah beberapa bulan ini pembeli kayu bakar nenek berkurang karena warga banyak yang udah pake kompor gas dan jarang pake kayu bakar, kalo pake kayu bakar pun mereka nyari sendiri jadi nenek kesulitan jualannya,” lirihnya.

 

Nenek pun melanjutkan, setiap harinya ia selalu merasa kesepian. Ketika sakit, dirinya tidak ada yang mengurus dan harus menahan lapar seharian, saat itu nenek hanya bisa berdoa semoga Allah memberikannya kesembuhan supaya ia bisa kembali mencari nafkah untuk makan.

"Kadang nenek selalu nyeletuk ngomong sendiri bilang, andaikan orang tua masih ada, pasti nenek tidak kesepian dan kelaparan lagi," tuturnya.

 

Merespon hal tersebut, Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan melalui tim relawannya memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai, sembako dan perlengkapan mandi mencuci untuk nek Sunggu.

Bantuan tersebut diterima nenek Sunggu dengan penuh haru bahagia. "Alhamdulillah terima kasih Rumah Yatim dan donatur atas kepedulian dan perhatiannya kepada nenek. Nenek baru kali ini nerima bantuan sebanyak ini," ujar nek Sunggu.

 

Lebih lanjut nenek mengatakan, hanya doa yang bisa dirinya lakukan untuk membalas semua kebaikan Rumah Yatim dan para donatur.

"Semoga Rumah Yatim semakin sukses, para donaturnya diberikan kesehatan, rezeki yang berlimpah dan berkah, serta dimudahkan semua urusannya. Semoga bantuan ini bisa menjadi berkah dan ladang pahala untuk tim Rumah Yatim dan para donatur, " harapnya


Author

img-author

Sinta Guslia

1 tahun yang lalu