Subri (45) dalam keterbatasan fisiknya harus tetap bekerja keras demi bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bersama kakaknya yang juga penyandang difabel.

Meski penghasilan yang didapat sangat tidak menentu dan kecil, ia tetap bersyukur karena masih bisa mencari nafkah sendiri tanpa harus berpangku tangan pada belas kasihan orang lain.

Sejak ditinggal meninggal kedua orangtuanya, Subri dan kakaknya Dasilah (53) hanya tinggal berdua di rumah peninggalan orang tua. Setiap hari ia pergi ke kebun untuk mencari buah-buahan seperti durian dan rambutan. Nantinya buah-buahan tersebut dijual keliling oleh mereka.

"Buah yang saya dapat tidak banyak paling laku antara 15 sampai 20 kadang juga ga laku sama sekali, kalo buahnya laku kami bisa makan, tapi kalau ngga paling kami makan buah atau tidak makan karena buahnya mah dijual buat besoknya," tutur Subri. 

Lebih lanjut, Subri mengatakan jika sejak kecelakaan beberapa tahun lalu dirinya tidak bisa berjalan secara normal, sementara kakanya sudah tidak bisa berjalan sejak kecil, untuk berpindah tempat sang kakak hanya bisa mengesot.

"Kalau saya masih bisa jalan asal dengan bantuan tongkat atau sepeda, saya jualan pake sepeda biar bisa jalan jauh," terangnya.

Untuk membantu meringankan beban Subri dan kakanya serta memotivasinya supaya bisa terus bangkit dalam menjalani hari-harinya, Rumah Yatim cabang Kalimantan Barat memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai, sembako, bumbu dapur dan perlengkapan mandi mencuci.

Bantuan tersebut langsung diberikan di kediaman Subri, di Desa Pedada, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

"Alhamdulillah terima kasih Rumah Yatim dan para donatur atas bantuan, bantuan ini sangat membantu kami, baru pertama kali ini kami menerima bantuan sebanyak ini. Semoga Rumah Yatim semakin sukses dan para donaturnya diberikan kesehatan, rezeki yang berlimpah dan berkah, serta dimudakan semua urusannya oleh Allah," ujar Subri.