Sungguh malang nasib yang harus dialami Adil. Diusianya yang masih sangat muda yakni 11 tahun, Adil hidup tanpa sosok ibu ayah dan harus berjuang keras demi bisa makan dan terus sekolah.
Setiap hari tepatnya setelah pulang sekolah, anak tangguh ini bergegas jualan sabun cuci keliling di jalan raya. Sabun cuci tersebut merupakan milik orang lain, jika sabunnya laku banyak maka Adil akan diberi upah 10 ribu rupiah
Nantinya uang tersebut Adil gunakan untuk membeli makan dan sisanya ditabung untuk membeli perlengkapan sekolah.
Kepada tim relawan Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan, Adil bercerita jika dirinya diterlantarakan oleh ibu dan ayahnya sejak masih berusia 11 bulan. Sejak saat itu ia dirawat oleh bibinya disebuah rumah kayu sederhana di Empoang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Bibi Adil sehari-harinya bekerja sebagai buruh penjaga warung dengan upah 20 ribu perharinya. Upah tersebut digunakan sang bibi untuk bayar listrik, air, makan dan biaya lainnya
"Penghasilan bibi itu seringnya ga cukup buat makan, jadi aku bantu dari jualan sabun ini. Penghasilan bibi juga ga cukup buat beli perlengkapan sekolah aku, jadi aku harus usaha sendiri biar bisa terus sekolah," ujarnya.
Adil melanjutkan jika dirinya selalu merindukan kedua orang tua. Ia selalu bertanya-tanya dimana mereka dan kenapa mereka pergi menelantarkan Adil.
"Aku tidak ingat wajah mereka, bibi juga gantau mereka dimana. Aku ingin sekali ketemu mereka, memeluk mereka. Aku akan belajar yang rajin dan terus bekerja biar bisa terus sekolah, aku ingin jadi orang sukses biar bisa membanggakan bibi, aku ingin mencari ibu dan ayah, aku ingin membahagiakan mereka, juga membahagiakan bibi," tuturnya.
Sebagai bentuk bentuk kepedulian dan kasih sayangnya, Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan memberikan bantuan biaya hidup berupa santunan uang tunai, sembako dan perlengkapan mandi mencuci untuk Adil.
Semua bantuan ini berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id
"Alhamdulillah Adil sangat senang ketika menerima bantuan ini, kata Adil baru kali ini dirinya menerima bantuan dengan jumlah banyak. Mudah-mudahan bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat, berkah dan bisa membantu memenuhi hidup hidup dan pendidikan Adil," ujar Adam, salah satu relawan Rumah Yatim Sulawesi Selatan.
Diakhir, Adam mengucapkan banyak terima kasih kepada para donatur yang telah membantu Adil melalui Rumah Yatim. Ia berharap bantuan ini bisa menjadi ladang pahala, berkah dan kebaikan untuk para donatur.
Author
Sinta Guslia