Rumah Yatim cabang Jawa Tengah memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai, sembako, perlengkapan mandi mencuci dan bingkisan buah untuk Kakek Wasmo (77), seorang lansia di Jatimulya, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal yang hidup sebatang kara diseuah gubuk terpal tak layak huni.
Bantuan tersebut diterima kakek Wasmo dengan penuh sukacita, hal itu terlihat dari wajah kakek yang sumringah dihiasi senyuman lebarnya.
"Alhamdulillah kakek sangat senang dan bersyukur bisa menerima bantuan sebanyak ini. Kakek tidak menyangka sebelumnya, kakek hanya bisa berdoa semoga Allah membalas semua kebaikan Rumah Yatim dan para donatur," ucapnya penuh haru bahagia.
Lebih lanjut, kakek Wasmo mengatakan jika bantuan ini akan digunakan untuk memperbaiki gubuk nya serta untuk memenuhi kebutuhan hidup selama beberapa bulan kedepan.
Menurut penuturan Saefudin, kepala cabang Rumah Yatim Jawa Tengah, semua bantuan yang diberikan berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id . Bantuan tersebut diberikan untuk meringankan beban kakek Wasmo dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sejak ditinggal meninggal istrinya 11 tahun lalu, kakek Wasmo hidup sebatang kara disebuah gubuk tak layak huni yang terbuat dari terpal dan spanduk bekas. Gubuk ini tidak teraliri listrik, sehingga jika waktu malam tiba, kakek beristirahat didalam gelap tanpa penerangan sama sekali. Jika hujan, seisi gubuk kakek akan basah karena atap gubuk yang terbuat dari terpal sudah bolong dimana-mana.
Sehari-harinya, kakek Wasmo mencari nafkah dengan mencari rongsokan dan menjual bunga kamboja kering. Penghasilan kakek dari mencari rongsokan itu hanya 5 ribu perharinya, sementara dari menjual bunga kamboja kering hanya 10 ribu per dua minggunya.
"Setiap hari kakek Wasmo jalan kaki cari rongsokan dan bunga kamboja sampai sejauh 10 KM. Nanti rongsokannya dijual ke pengepul sementara bunga kamboja nya dikeringkan. Setiap dua minggu sekali ada tengkulak yang membeli bunga kamboja keringya, dari satu kilo bunga kamboja kering dibeli seharga 10 ribu," papar Saefudin.
Lebih lanjut, Saefudin mengatakan jika kakek Wasmo tidak memiliki anak, sehingga dimasa tuanya ia masih harus banting tulang untuk bertahan hidup. Jika sakit berat, kakek terpaksa tidak makan nasi, melainkan makan dedaunan rebus yang ditemui di dekat gubuknya.
Sungguh pilu nasib yang harus dijalani kakek Wasmo dimasa senjanya. Ia yang harusnya bisa menikmati masa tua dengan beribadah dan kumpul bersama keluarga, malah dipaksa keadaan untuk terus berjuang demi bisa bertahan hidup.
"Kakek Wasmo memang sangat layak dibantu dan layak menerima bantuan ini. Mudah-mudahan bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat dan berkah untuk kakek Wasmo, serta menjadi ladang pahala, kebaikan dan berkah untuk para donatur yang telah membantu kakke melalui Rumah Yatim,"
Author
Sinta Guslia