Diusia senjanya, nek Dumpui (60), warga Desa Sungai Duri, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat harus banting tulang demi bisa bertahan hidup. 

Setiap hari, tubuh ringkih nenek dipaksa berjalan kaki jauh untuk mencari pelepah daun sagu atau daun rumbia yang sudah tua untuk dianyam dan dijadikan atap. Nantinya atap daun rumbia itu dijual nenek ke warga sekitar seharga 5 ribu rupiah. 

Dalam sehari, nenek bisa membuat 4 sampai 5 atap daun rumbia. Namun tidak setiap hari atap tersebut laku terjual, bahkan pernah dalam sebulan atap rumbia buatan nenek tidak laku sama sekali dan terpaksa nenek makan dengan sayuran rebus saja. 

"Atap daun rumbia buatan nenek tidak setiap hari laku, paling dalam seminggu hanya 3 sampai 5 buah atap yang terjual. Jadi dalam seminggu nenek harus hemat agar uangnya cukup untuk makan," ujarnya.

Diketahui, sudah lama nek Dumpui tinggal sendiri disebuah rumah tak layak huni. Nenek belum pernah menikah sehingga dimasa tuanya tidak ada yang menemani. Jika sedang sakit, nenek terpaksa tidak bekerja dan menunggu belas kasihan tetangga yang memberikan makan.

Mengetahui kondisi tersebut, Rumah Yatim cabang Kalimantan Barat memberikan bantuan biaya hidup berupa sembako, uang tunai dan peralatan mandi mencuci untuk nek Dumpui.

Bantuan tersebut berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id, diberikan untuk meringankan beban dan membantu memenuhi kebutuhan hidup nenek Dumpui selama satu bulan kedepan.

"Alhamdulillah ya Allah, doa nenek selama ini dikabulkan melalui perantara Rumah Yatim dan donatur. Nenek baru kali ini nerima bantuan sebanyak ini, nenek sangat senang dan bersyukur. Terima kasih Rumah Yatim dan donatur, semoga Allah membalas semua ini dengan balasan yang terbaik," tutur nek Dumpui.