Kemiskinan membuat Daeng Nia (75), lansia buruh pembersih makam di Jalan Pattunuang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, kesulitan untuk membeli beras dan kebutuhan lainnya. 

Kelaparan sudah menjadi teman sehari-hari Daeng di masa senjanya. Bahkan ia sudah lupa dengan rasa kenyang dan nikmatnya makan dengan lauk pauk.

"Penghasilan Daeng dari membersihkan makam hanya 5 sampai 10 ribu saja, penghasilan ini tidak didapat setiap hari karena kerjanya cuman tiga kali seminggu," ungkap Daeng Nia.

Karena penghasilannya kecil, Daeng seringkali kesulitan untuk membeli beras dan makanan lain. Jika beras habis dan uangnya belum cukup untuk membeli beras lagi, ia terpaksa makan dengan nasi basi sisa kemarin. Bahkan jika nasi basinya sudah habis, Daeng hanya bisa minum air putih untuk mengganjal perut kosongnya.

"Mau gimana lagi, daripada tidak makan sama sekali, mending makan nasi yang ada saja," ucapnya.

Sejak ditinggal meninggal suaminya 15 tahun lalu, Daeng Nia tinggal seorang diri di sebuah gubuk kecil. Selama pernikahannya, Daeng tidak dikaruniai anak, sehingga dimasa senjanya ia tidak bisa meminta bantuan anak-anak nya.

Sebagai bentuk kepedulian dan perhatiannya Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan melalui timnya menyambangi kediaman Daeng Nia guna mengantarkan bantuan biaya hidup berupa uang tunai. Bantuan ini berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id 

"Bantuan ini merupakan wujud kepedulian Rumah Yatim dan donatur, mudah-mudahan bantuan ini bisa meringankan beban serta membantu memenuhi kebutuhan hidup Daeng Nia selama bulan Ramadhan ini," ujar Adam, salah satu relawan Rumah Yatim Sulsel.

Ia melanjutkan jika Daeng Nia terlihat begitu terharu dan bahagia ketika menerima bantuan tersebut. Tidak lupa Daeng pun mengucapkan terima kasih dan mendoakan untuk kebaikan para donatur Rumah Yatim yang telah memberikan bantuan ini.