Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan kembali menyalurkan bantuan biaya hidup kepada Sudirman (11), anak yatim di Kelurahan Bitowa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Bantuan ini berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id.
Menurut penuturan Dul, salah satu relawan Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan, bantuan diterima Sudirman dengan penuh haru bahagia. "Sudirman tidak menyangka sebelumnya akan kembali menerima bantuan dari para donatur Rumah Yatim, kata dia bantuan ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, beli obat untuk ibunya, dan membayar kontrakan juga listrik," paparnya.
Ia juga mengatakan jika Sudirman tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Rumah Yatim khususnya para donatur yang sudah memberikan perhatian padanya.
"Semoga bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat serta berkah untuk Sudirman dan keluarga. Terima kasih kepada para donatur yang telah membantu Sudirman melalui Rumah Yatim, semoga bantuan ini bisa menjadi berkah, kebaikan dan ladang pahala untuk para donatur," tuturnya.
Kehidupan Sudirman berubah drastis setelah ditinggal meninggal ayahnya 4 tahun lalu. Ia yang awalnya bisa fokus sekolah dan hidup berkecukupan bersama kedua orang tuanya, kini terpaksa putus sekolah karena tidak ada biaya. Tidak hanya putus sekolah, ia pun harus bekerja supaya bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membeli obat ibunya yang sakit rematik.
Setiap hari, Sudirman bekerja sebagai pencari rongsokan. Ia rela keliling sejauh 10 Kilometer supaya bisa mendapat banyak rongsokan dan mendapat banyak uang. Ibu Sudirman tidak bisa keliling cari rongsok dikarenakan kakinya suka sakit. Sang ibu paling membantu Sudirman memilah dan membersihkan rongsokan sebelum dijual ke pengepul. Penghasilan yang Sudirman setiap harinya tidak menentu, kadang 5 ribu kadang juga 15 ribu. Tergantung banyak tidaknya rongsokan yang didapet.
Penghasilan yang didapat Sudirman seringnya tidak cukup untuk membeli beras ataupun sebungkus nasi. Jika ingin membeli beras, terpaksa ia dan ibunya harus berpuasa dulu seharian agar uangnya bisa cukup untuk membeli beras.
Ketika sedang mencari rongsokan, Sudirman sering sekali bertemu dengan teman-temannya. Mereka kerap kali bertanya pada Sudirman mengenai kapan bisa kembali sekolah. Sebenarnya ia sangat ingin kembali sekolah, namun kondisi membuatnya terpaksa putus sekolah.
Tidak hanya kesulitan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, Sudirman pun sering kesulitan untuk membayar kontrakan dan listrik.
Author
Sinta Guslia